Dirilis pada tahun 1995 sebagai bagian dari album monumental HIStory: Past, Present and Future, Book I, \"They Don't Care About Us\" menjadi ekspresi paling vokal dari Michael Jackson. Lagu ini adalah refleksi tajam tentang ketidakadilan, diskriminasi rasial, dan kekerasan yang kerap dialami oleh kelompok minoritas di tangan aparat penegak hukum. Michael Jackson sendiri, sebagai pencipta dan produser, menjelaskan bahwa karyanya ini merupakan luapan rasa sakit akibat prasangka dan kebencian yang merajalela dalam masyarakat. Ia menegaskan, dirinya adalah suara bagi mereka yang tertuduh dan diserang secara tidak adil, sebuah representasi universal dari kaum muda yang menjadi korban sistem.
Namun, lagu ini tidak luput dari badai kontroversi, khususnya karena lirik yang dianggap memuat sentimen anti-Semit, seperti \"Jew me, sue me / Everybody do me / Kick me, kike me / Don't you black or white me.\" Tuduhan anti-Semit ini memicu gelombang kritik, memaksa Michael Jackson untuk mengeluarkan permintaan maaf resmi dan menjelaskan bahwa tidak ada niat untuk menyerang komunitas Yahudi. Akibat tekanan, frasa-frasa yang diperdebatkan tersebut dihapus dari rilis ulang lagu. Kontroversi ini juga berdampak pada penerimaan lagu di Amerika Serikat, di mana banyak stasiun radio enggan memutarnya, menyebabkan \"They Don't Care About Us\" hanya mencapai posisi ke-30 di tangga lagu Billboard. Ironisnya, di Eropa, lagu ini justru mendapat sambutan lebih hangat dan berhasil masuk daftar 10 besar di berbagai negara.
Dampak visual lagu ini diperkuat oleh dua video musik yang disutradarai oleh Spike Lee. Video pertama menampilkan Michael Jackson dalam simulasi penahanan, diselingi cuplikan-cuplikan grafis kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya, menyajikan gambaran realitas yang brutal. Video kedua, yang difilmkan di kawasan kumuh Dona Marta, Rio de Janeiro, Brasil, menunjukkan Michael Jackson berinteraksi dan menari bersama penduduk setempat. Kehadiran sang Raja Pop di area yang sebelumnya dikuasai kartel narkoba ini ternyata menjadi katalisator bagi perubahan sosial yang signifikan. Claudia Silva, perwakilan pariwisata Rio, mengakui bahwa transformasi dan program sosial besar-besaran di Dona Marta berawal dari kunjungan Michael Jackson, menandai kekuatan seni dalam mendorong perbaikan komunitas.
\"They Don't Care About Us\" menandai pergeseran arah artistik Michael Jackson, dari lagu-lagu romantis menjadi karya yang sarat pesan dan refleksi sosial. Lebih dari dua dekade setelah rilisnya, relevansi lagu ini kembali mencuat dengan bangkitnya gerakan Black Lives Matter di seluruh dunia. Pasca insiden kematian George Floyd pada tahun 2020, Spike Lee merilis ulang video lagu ini, mengintegrasikan cuplikan demonstrasi menuntut keadilan rasial. Spike Lee menyatakan bahwa lagu protes yang hebat tidak akan pernah kehilangan relevansinya karena perjuangan untuk keadilan adalah proses yang berkelanjutan. Hal ini menjadikan \"They Don't Care About Us\" sebuah lagu kebangsaan di tengah gejolak dan pandemi global, membuktikan bahwa musik adalah medium yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyuarakan penderitaan dan membangkitkan kesadaran sosial melampaui batas generasi.
Ahmad Dhani menyampaikan kondisi putrinya, SA, yang menunjukkan perubahan perilaku setelah menjadi sasaran perundungan di media sosial. SA kini cenderung lebih pendiam dan murung, sebuah reaksi yang wajar mengingat beratnya tekanan dari ujaran kebencian yang ia terima.
Menyikapi kondisi putrinya, Ahmad Dhani segera melaporkan insiden ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Fokus utama laporannya adalah akun 'Lita Official' yang diduga milik seorang psikolog, yang dinilai telah memicu perundungan dengan narasi yang tidak pantas dan menggunakan foto SA. Dhani juga bertekad untuk membawa kasus ini ke ranah hukum dengan mengajukan laporan ke Polda Metro Jaya.
Dalam situasi sulit ini, Ahmad Dhani merasa bersyukur atas dukungan yang diberikan oleh teman-teman sekolah putrinya. Mereka memberikan sistem dukungan yang kuat dan bahkan siap membela SA dari serangan negatif netizen, menunjukkan solidaritas yang luar biasa dari lingkungan terdekat SA.
Meskipun ada perubahan sikap pada SA, Dhani menjelaskan bahwa putrinya tidak secara langsung mengeluhkan perundungan yang dialaminya. Keputusan Dhani untuk melaporkan kasus ini muncul setelah ia sendiri melihat konten provokatif yang diunggah oleh akun tersebut, menyadari bahwa tindakan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sebagai seorang ayah, Ahmad Dhani berupaya memberikan pemahaman kepada SA mengenai hujatan yang menimpanya. Ia menjelaskan bahwa sebagai anggota keluarga yang kerap menjadi sorotan publik, hal-hal seperti ini memang tak terhindarkan dan merupakan bagian dari konsekuensi berada di mata publik secara konsisten.
Musisi sekaligus politikus Ahmad Dhani baru-baru ini menjelaskan insiden di mana video yang berisi kompilasi pernyataan mantan istrinya, Maia Estianty, menghilang dari kanal YouTube-nya. Video yang kembali muncul dengan judul kontroversial \"Kompilasi Gibah dan Fitnah Maia Estianty\" ini disebut-sebut lenyap karena alasan teknis yang melibatkan kameramennya.
\nPada hari Rabu, 9 Juli 2025, Ahmad Dhani memberikan klarifikasi di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta Pusat. Ia menyatakan bahwa \"tersangka\" di balik hilangnya video tersebut adalah sang kameramen, Muluz, yang tanpa sengaja menghapus video itu. Dhani menegaskan bahwa ia tidak pernah memberikan perintah untuk menghapus ataupun mengunggah ulang video tersebut. Baginya, video itu dan keberadaannya merupakan rahasia antara dirinya dan Muluz, sebuah konten yang ia sebut \"Ahmad Dhani Legend\".
\nDhani lebih lanjut menjelaskan bahwa motivasi di balik pembuatan dan pengunggahan video tersebut adalah sebagai tanggapan terhadap perundungan siber yang dialami oleh putrinya, Safeea. Ia bertujuan agar masyarakat tidak mudah termakan oleh gosip dan fitnah yang beredar luas. Dhani juga merasa perlu untuk menjelaskan kepada Safeea bahwa semua narasi negatif yang dialamatkan kepadanya adalah hoaks dan fitnah semata. Dengan demikian, video tersebut diharapkan menjadi alat untuk melawan informasi yang tidak benar dan melindungi putrinya dari dampak buruk perundungan.
\nDalam dunia digital yang serba cepat ini, insiden seperti yang dialami Ahmad Dhani menyoroti betapa rentannya informasi dan bagaimana hal tersebut dapat berdampak pada individu, terutama anak-anak. Penting bagi kita sebagai konsumen informasi untuk selalu bersikap kritis dan tidak mudah percaya pada setiap konten yang beredar, terutama yang bersifat provokatif. Kehati-hatian dalam berbagi dan menerima informasi dapat membantu menciptakan lingkungan daring yang lebih sehat dan aman bagi semua, khususnya bagi generasi muda.